Langsung ke konten utama

PengAplikasian Sholat dalam Kehidupan Sehari-hari

Assalāmu'alaikum wr wb
Kali ini saya akan menyampaikan bahasan :

APLIKASI SHALAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Tentang Aplikasi (Penerapan ) Shalat dalam kehidupan
sehari-hari, Shalat memang harus didirikan untuk membangkitkan kesadaran. Kaitan Shalat dengan Zikir bisa di umpamakan seperti system pengisian Baterai atau ACCU pada mobil/motor. Baterai/Accu pada mobil tersebut harus selalu memberikan tenaga listrik ketika mesin mobil bekerja, tapi ia harus selalu diisi oleh dinamonya, jadi Zikir senantiasa harus ada ketika manusia beraktivitas, dan hilangnya energi batin selama beraktivitas harus diisi kembali dengan Shalat, Sembahyang/Shalat atau apapun namanya yang tujuannya adalah untuk membangkitkan kesadaran.
Kesadaran yang timbul inilah, yang harus bekerja mewarnai segala tindakan, ucapan, dan pikiran manusia. Sekali lagi kesadaran yang timbul atau yang bangkit/ yang bekerja, bukan lagi pamrih atau dorongan hawa nafsu yang menggerakannya melainkan kehendak Allah yang terjadi, dan bukan kehendak Egonya.
Pada tingkatan awam, mereka tidak memahami bila yang dituju dalam Shalat itu bukan semata-mata menggerakan anggota badan, dan yang dimaksud dengan orang Awam disini, tak ada hubungannya dengan posisi seseorang ditengah masyarakat, apakah itu seorang tokoh, ulama, kiai, atau Ustad. Tapi yang dimaksudkan Awam disini adalah mereka-mereka yang tingkat kesadaran jiwanya masih didominasi atau dikuasai oleh Nafsunya sendiri, sehingga terjadilah Sifat keakuan pada diri, merasa dirinya yang paling benar, sehingga dari sini lahirlah Jiwa/sifat Pamrihnya atau keakuannya atau pikirannya yang terbatas alias Taklid pada sesuatu hal.
Adapun gerakan dan waktu pelaksanaan yang dimaksudkan dalam Shalat adalah Riyadhoh untuk membangun kedisiplinan hidup, karena itu shalat yang tidak dapat membangkitkan kesadaran tak lebih dari “gerakan badan” atau senam. Ada yang bertanya, kalau gerakan shalat itu tidak lebih penting dari tujuannya mengapa Nabi Muhammad senantiasa menjalankan shalat seperti yang dicontohkannya kepada umatnya ?
Disini kita perlu ketahui bahwa Diri atau Pribadi Nabi Muhammad itu sudah bukan milik dirinya lagi, beliau sudah menjadi milik umatnya, dan beliau sudah memberi contoh Suri tauladan yang baik, dan secara general kepada umatnya, yang waktu itu keadaan orang-orang Arab baru terbebas dari keadaan Jahiliah (kebodohan), dimana hukum dan aturan kala itu masih semrawut, sehingga dengan bentuk disiplin lahiriah, Nabi tidak menjadi pemimpin/presiden bagi umatnya yang masih bermalas-malasan. Dengan gerakan shalat secara lahiriah itu, beliau mengajarkan, serta menerapkan kedisiplinan kepada umatnya, sehingga bila ada umat yang tidak mengerjakan shalat secara utuh, maka dia dengan mudah bisa mengingatkannya, bahwa Nabi pun masih menjalankannya, Sehingga dengan contoh yang beliau terapkan itu, akhirnya beliau berhasil mengajak mereka untuk mengikuti segala ajaran dan seruannya dalam memasuki Agama Islam Yang Kaffah. Betapapun kerasnya hati orang arab .kala itu, akhirnya dapat di luluhkan dengan kelembutan dan kesabaran Nabi Muhammad SAW.

Sekian dari saya, semoga bermanfa'at.

Wassalāmu'alaikum wr wb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Varian dan Invariant

Varian dan Invarian Varian adalah jenis atau turunan dari alur logika yang digunakan untuk Pra-built aplikasi. sedangkan invariant adalah bentuk logika dari external algoritma yang terintegrasi dengannya. dalam artian lain varian adalah variabel yang tidak mempunyai tipe data dan invariant adalah variabel yang mempunyai tipe data. ,,,,

Hakékat atawa eusi tina Sholat

Assalāmu'alaikum warohmatullāhi wabarokatuh Dina waktos ayeuna abdi badé nerangkeun perkawis hakékat na sholat.. Saur Ulama Mutanabi (anu leres² nyunah ka nabi) Sholat téh terdiri tina 3 huruf, nyaéta : 1. Shod  2. Lam 3. Ta Ayeuna urang bahas hiji² 1. Shod, => papanjangna Shidqul Qouli nyaéta anu bener ngomongna/nyarios na Anu kumaha? Anu bener sesuai jeung haté, nu jujur tara bohong, upami dipasihan amanat nyampaikeunna pas teu dilangkungan sareng teu dikirangan, teras ogé nu omonganana teu pikanyeurieun batur. 2. Lam, => papanjangna Layyinul Qolby nyaéta leuleus haté na Anu kumaha? Anu handap asor, depe², sopan santun, béréhan, welas jeung asihan, teu gumedé, teu sirik, teu picik, teu dengki, pami dinaséhatan dilaksanakeun atanapi teu hésé di papatahan. 3. Ta, => papanjangna Tarkul Ma'siyati nyaéta ngajauhan ma'siat Anu kumaha? Nya éta nu ngajauhan sakabéh ma'siyat, ari ma'siyat téh hal anu goréng, anu matak pimadarateun kanggo diri anu ng...

JANGAN MENYEMBAH BILA TIDAK TAHU SIAPA YANG DISEMBAH

Assalāmu'alaikum wr wb Sekarang saya akan menjelaskan tentang : "Jangan Menyembah Bila Tidak Tahu Siapa Yang Disembah" Adapun ungkapan : “JANGAN MENYEMBAH BILA TIDAK TAHU SIAPA YANG DISEMBAH ? Yang dimaksudkan disini adalah bahwa yang diperintahkan di dalam Al-Qur’an adalah “AQIMU SHALAT (Menegakan/mendirikan Shalat)”, Menegakan /mendirikan shalat tidak sama dengan mengerjakan atau menjalankan shalat, juga tidak sama dengan mempelajari dalil-dalil shalat. Mengerjakan shalat lebih cenderung hanya sekedar menjalankan ritual upacara lahiriah belaka, sedangkan justru yang dikehendaki oleh Al-Qur’an tentu saja tidak demikian, karena kata kerja yang digunakan untuk menyatakan perbuatan shalat adalah “Aqama” yang artinya adalah menegakan sesuatu dalam arti yang sebenarnya. Sedangkan arti shalat sendiri adalah permohonan atau Do’a. Dalam shalat terkandung tindakan WASHOLA yaitu menyatukan diri dengan Allah, jadi termasuk dalam menegakan shalat adalah menegakan subtansi atau...