Langsung ke konten utama

HAKIKAT SHOLAT SEJATI

Assalāmu'alaikum wr wb
Sekarang saya akan menjelaskan tentang :
HAKIKAT SHALAT SEJATI

“UTANING SARIRA PUNIKI ANGAWRUHANA JATING SHALAT,
SEMBAH LAWA PUJINE, JATINING SHALAT IKU DUDU NGISA
TUWIN MAGERIB, SEMBAHYANG ARANEKA WENANGE,
PUNIKU LAMUN ARANA SHALAT PAN MINANGKA
KEKEMBANGIN SHALAT DA’IM INGARAN TATA KRAMA //
Artinya :
Unggulnya diri itu mengetahui Hakikat Shalat, sembah dan pujian, Shalat yang sebenarnya bukan mengerjakan Shalat Isa dan Maghrib, itu namanya sembahyang. Apabila disebut Shalat, maka itu hanyalah hiasan (kulit luarnya) dari Shalat Da’im, hanyalah tatakrama.
Adapun Shalat 5 Waktu adalah ibadah shalat yang termasuk kedalam “Hablum Minannas” yakni hubungan manusia dengan manusia, karena bentuk dari ibadah pelaksanaannya harus diketahui oleh orang lain atau diketahui oleh sesama manusia baik itu di rumah, disurau maupun di Masjid.
Adapun Hablum Minallah yakni hubungan manusia dengan Allah adalah hubungan yang sangat pribadi, yang tidak mungkin diketahui oleh orang lain apalagi oleh sesama manusia, karena yang tahu hanyalah kita dan Allah, bukankah didalam Shalat terkandung hubungan hamba dan TuhanNya. Dan hubungan ini tidak semestinya diketahui oleh orang lain.
Jadi jelas sekali bahwa orang yang unggul adalah orang yang mampu memahami dan menghayati Kesejatian Shalat. Bukan orang yang tidak pernah telat mengerjakan shalat 5 kali sehari itu yang unggul, tapi justru yang unggul itu adalah orang yang telah memahami dan menghayati Hakikat dari Shalat. Sembah dan pujian itulah yang unggul, karena Inti dari Shalat bukan sekedar pelaksanaannya atau pengerjaannya semata-mata, tapi juga adalah Penegakannya (Aqimu Shalat Wa Qiyamuhu bi Nafsihi).
Seorang Wali Sanga atau Yang lebih dikenal dengan sebutan “Sunan Bonang” (Syekh Rohmat), dimana beliau pernah menulis didalam Kitabnya:
“ENDI INGARAN SEMBAH SEJATI AJA NEMBAH YEN TAN NORA WERUH KANG SINEMBAH ING DUNYA IKI KADI ANULUP KAGA, PUNGLUNE DEN SAWUR MANUKE MANGSA KENAA, AWE KASA AMANGGERAN ADAM SARPIN, SEMBAHE SIYA-SIYA//
Artinya :
Manakah yang disebut Shalat Sejati ( Shalat yang sebenarnya ), janganlah menyembah bila tidak tahu siapa yang di sembah, akibatnya akan direndahkan martabat hidupmu. Apabila engkau tidak mengetahui siapa yang disembah di dunia ini, engkau seperti menyumpit burung, dimana pelurunya disebar tetapi tidak satupun yang mengenai burungnya, akhirnya Cuma menyembah Adam Sarpin, penyembahan yang tiada berguna.

Sekian dari saya, dan semoga bermanfa'at
Terima kasih...
Wassalāmu'alaikum wr wb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Varian dan Invariant

Varian dan Invarian Varian adalah jenis atau turunan dari alur logika yang digunakan untuk Pra-built aplikasi. sedangkan invariant adalah bentuk logika dari external algoritma yang terintegrasi dengannya. dalam artian lain varian adalah variabel yang tidak mempunyai tipe data dan invariant adalah variabel yang mempunyai tipe data. ,,,,

Hakékat atawa eusi tina Sholat

Assalāmu'alaikum warohmatullāhi wabarokatuh Dina waktos ayeuna abdi badé nerangkeun perkawis hakékat na sholat.. Saur Ulama Mutanabi (anu leres² nyunah ka nabi) Sholat téh terdiri tina 3 huruf, nyaéta : 1. Shod  2. Lam 3. Ta Ayeuna urang bahas hiji² 1. Shod, => papanjangna Shidqul Qouli nyaéta anu bener ngomongna/nyarios na Anu kumaha? Anu bener sesuai jeung haté, nu jujur tara bohong, upami dipasihan amanat nyampaikeunna pas teu dilangkungan sareng teu dikirangan, teras ogé nu omonganana teu pikanyeurieun batur. 2. Lam, => papanjangna Layyinul Qolby nyaéta leuleus haté na Anu kumaha? Anu handap asor, depe², sopan santun, béréhan, welas jeung asihan, teu gumedé, teu sirik, teu picik, teu dengki, pami dinaséhatan dilaksanakeun atanapi teu hésé di papatahan. 3. Ta, => papanjangna Tarkul Ma'siyati nyaéta ngajauhan ma'siat Anu kumaha? Nya éta nu ngajauhan sakabéh ma'siyat, ari ma'siyat téh hal anu goréng, anu matak pimadarateun kanggo diri anu ng...

JANGAN MENYEMBAH BILA TIDAK TAHU SIAPA YANG DISEMBAH

Assalāmu'alaikum wr wb Sekarang saya akan menjelaskan tentang : "Jangan Menyembah Bila Tidak Tahu Siapa Yang Disembah" Adapun ungkapan : “JANGAN MENYEMBAH BILA TIDAK TAHU SIAPA YANG DISEMBAH ? Yang dimaksudkan disini adalah bahwa yang diperintahkan di dalam Al-Qur’an adalah “AQIMU SHALAT (Menegakan/mendirikan Shalat)”, Menegakan /mendirikan shalat tidak sama dengan mengerjakan atau menjalankan shalat, juga tidak sama dengan mempelajari dalil-dalil shalat. Mengerjakan shalat lebih cenderung hanya sekedar menjalankan ritual upacara lahiriah belaka, sedangkan justru yang dikehendaki oleh Al-Qur’an tentu saja tidak demikian, karena kata kerja yang digunakan untuk menyatakan perbuatan shalat adalah “Aqama” yang artinya adalah menegakan sesuatu dalam arti yang sebenarnya. Sedangkan arti shalat sendiri adalah permohonan atau Do’a. Dalam shalat terkandung tindakan WASHOLA yaitu menyatukan diri dengan Allah, jadi termasuk dalam menegakan shalat adalah menegakan subtansi atau...